Bandealit merupakan bagian dari kawasan konservasi Taman Nasional Meru Betiri. Sejak awal, kawasan ini diupayakan menjadi tujuan wisata khusus konservasi alam dengan menggandeng Pemerintah Kabupaten Jember dan Banyuwangi. TN Meru Betiri berada di Jawa Timur bagian selatan, dengan ketinggian 900 – 1.223 meter di atas permukaan laut. Luasnya mencapai 58 ribu hektare. Nama Meru Betiri diambil dari nama gunung di sana, yakni Gunung Betiri dengan ketinggian 1.223 meter. Wisata khusus ini berbeda dengan wisata umum yang bersifat masal. Di sini, para wisatawan akan diperkenalkan dengan kondisi alam yang asli untuk menambah wawasan dan pengetahuan soal lingkungan hidup. Pantai Bandealit sangat menunjang untuk hal tersebut. Di sana, orang masih bisa menjumpai banteng dan rusa, maupun bunga bangkai. Habitat bunga bangkai (Rafflesia) ini bisa ditemui di tengah perjalanan dari Andongrejo ke Bandealit, tepatnya di Blok Krecek, yang berjarak sekitar 8 km dari Pos Andongrejo. Secara umum beberapa flora dan fauna di kawasan Meru Betiri, termasuk Bandealit, antara lain banteng (Bos javanicus javanicus), rusa (Cervus timorensis russa), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu hijau (Chelonia mydas). Konon harimau Jawa atau Panthera tigris sondaicus masih ada di sini. Mengunjungi Bandealit tak ubahnya mengunjungi keindahan yang terlupakan kesibukan manusia. Di sana, selain menjelajahi hutan, wisatawan juga bisa beraktivitas panjat tebing atau meniti tali turun tebing. Ada pula gua yang disebut Gua Jepang. gua ini terletak di ketinggian 200 meter. Cerita rakyat mengisahkan, gua ini adalah tempat perlindungan tentara Jepang dari musuh yang mendarat di Pantai Bandealit semasa Perang Dunia II. Tumpukan batu mirip benteng menguatkan cerita ini. Jangan lupakan juga Teluk Meru yang bisa dicapai dari Bandealit. Teluk ini terkenal sebagai tempat pengamatan burung, memancing, dan melihat matahari tenggelam. Di sana, wisatawan bisa berkemah, berjemur, dan berenang. Di Desa Andongrejo dan Curahnongko yang berbatasan dengan Meru Betiri, masyarakat mengembangkan tanaman obat sebagai bahan jamu tradisional. Andongrejo merupakan zona rehabilitasi dan di sana ada demoplot agroforestry seluas tujuh hektare yang ditanami pakem, kedawung, kemiri, trembesi, dan lain-lain, oleh warga setempat. Dari Jember, dibutuhkan waktu 1,5-2 jam dengan kendaraan roda dua maupun roda empat untuk menempuh jarak sepanjang 46 kilometer. Rute: Jember-Ambulu-Curahnongko-Bandealit di pintu gerbang Meru Betiri bagian Barat.