Jumat, 13/3/15 Menteri Pemuda dan Olah Raga datang berkunjung ke Jember dengan beberapa agenda diantaranya meninjau Jember Sport Garden, memberikan stadium general di IAIN, Orasi ilmiah di Universitas Jember, kunjungan ke Pondok Pesantren dan tatap muka dengan komunitas pemuda Jember.Saat ini Jember memiliki lebih dari 150 komunitas pemuda yang terus berkembang dan bertambah. Sebagian besar diantaranya secara rutin berkumpul pada setiap Jumat malam di beberapa spot menarik dalam kota, sebagai bukti eksistensi serta memperkuat ikatan antar anggota komunitas dan menjaring peminat baru.

Keadaan tersebut rupanya disadari betul oleh Kepala Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Jember, ada potensi disana karena didalamnya banyak sekali “point of interest”. Masing-masing komunitas punya keunikan, ketrampilan dan keahlian yang dapat ditampilkan sebagai bentuk ekspresi dan bukti eksistensi. Apabila kondisi ini diwadahi dengan layak, dikemas secara menarik dan dibina dengan baik, tidak menutup kemungkinan akan menjadi sebuah destinasi wisata baru.

Berangkat dari wacana tersebut, muncul sebuah ide untuk mengakomodir aspirasi dari komunitas pemuda Jember agar semakin exist dan berkembang. Setelah berdiskusi dengan perwakilan komunitas dan atas izin dari Bupati Jember, maka ditentukan wadah resmi dalam bentuk event Car Free Night di kawasan Alun Alun Jember dengan nama Jember Asyik. Launching -Jember Car Free Night- diresmikan oleh Menpora dengan pemukulan gong yang disambut meriah oleh seluruh masyarakat Jember yang hadir pada acara tersebut. Jember Asyik digelar rutin setiap bulan pada hari Jumat di minggu pertama mulai pukul 19.00 WIB. Ayo seluruh warga Jember kita kabarkan ke semua saudara, teman, rekan dan sahabat, datang dan ramaikan acara tersebut agar Jember makin semarak, Jember makin berwarna – #Jember Asyik!

Kini, untuk akses Info Wisata Jember yang lebih mudah dan lengkap, silahkan download aplikasi “JemberTourism” di Google Play .Terdapat 5 Menu Utama yaitu : Wisata, Kuliner, Hotel, Oleh-oleh dan Lain-lain yang dapat diakses dari ikon menu di sebelah kiri atas homepage. Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur penunjuk arah yang akan memudahkan anda menemukan lokasi tujuan dengan bantuan navigasi Google Map, Saat ini aplikasi JemberTourism masih dalam tahap pengembangan, untuk pertanyaan, kritik & saran silahkan mengisi form disini.

Anda juga dapat berkontribusi menambah data baru dengan mengisi form di halaman “Submit Data” di dalam aplikasi tersebut. Sebelumnya, untuk mendapatkan data lokasi yang akurat (menggunakan koordinat GPS) dapat dilakukan secara mudah menggunakan Smartphone yang mendukung fitur GPS dengan langkah langkah sebagai berikut :

1. Aktifkan GPS pada smartphone anda.

2. Nyalakan kamera, masuk ke “pengaturan/setting” kemudian aktifkan fitur GPS-tag

3. Pastikan lokasi anda telah terdeteksi sebelum mengambil gambar. Ini ditandai dengan ikon GPS sudah TIDAK berkedip yang menandakan GPS telah SIAP.

4. Silahkan mengambil (jepret) foto yang terbaik menurut anda, smartphone anda secara otomatis akan menambahkan data koordinat GPS pada foto yang dihasilkan.

5. Saat anda melengkapi formulir “Submit Data” dan tiba di bagian “Pilih Gambar/Foto” silahkan memilih foto yang anda ambil sebelumnya yang telah dilengkapi data GPS, Aplikasi akan secara otomatis mengaktifkan fitur Navigasi (petunjuk arah) menuju lokasi tempat yang anda daftarkan.

(Tips : gunakan resolusi rendah/sedang saat mengambil foto supaya ukuran file foto tidak menjadi terlalu besar sehingga proses mengunggah (upload) data berjalan lebih cepat)

Terima kasih atas kontribusi anda membantu melengkapi data aplikasi JemberTourism.

Semoga aplikasi ini dapat bermanfaat membantu pengunjung untuk mengenal dan menemukan obyek wisata dan tempat tempat menarik lainnya di Jember.

Sri Wahyuni tengah berikhtiar mempopulerkan origami di kalangan ibu rumah tangga. Istri orang nomor satu di Pemerintah Kabupaten Jember itu menggerakkan organisasi perempuan, PKK, untuk mengembangkan seni keterampilan asal Jepang ini. Seni melipat kertas origami dinilai punya manfaat besar. Bagi anak-anak, origami dapat membantu pertumbuhan kreatifitas anak-anak. Selain itu, origami juga dapat membantu pertumbuhan motorik halus mereka. Bagi orang dewasa, origami meningkatkan daya ingat seseorang. Ini senjata untuk melawan kepikunan. Selain meningkatkan ketrampilan masyarakat, origami bisa membawa dampak ekonomis bagi ibu-ibu rumah tangga. Berbekal keterampilan melipat, selembar kertas, dan lem perekat, ibu rumah tangga bisa membuat hiasan yang bisa dijual. Penguasaan origami yang baik berujung pada pendapatan tambahan. Ini bukan seni keterampilan yang mahal. Kertas yang dipakai untuk origami tidak selalu kertas khusus. Boneka origami bisa dibuat dari kertas koran bekas. Dari sini, terbentuklah Jember Origami Community (JOC). Kehadiran JOC membuat penyebarluasan origami makin intensif melalui PKK, Dharma Wanita atau Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI). Mereka mengajarkan kepada anak-anak di rumah, untuk mengurangi waktu menonton televisi atau bermain play station. Sejumlah perwakilan warga Jepang di Indonesia datang ke Pendapa Wahyawibawagraha, September 2014, dan mengapresiasi apa yang dilakukan JOC. Ada berangan-angan Jember menjadi kota kunjungan origami. “Bukan tidak mungkin akan banyak orang datang ke Jember hanya untuk melihat Origami,” kata Bupati MZA Djalal.

ORIGAMI MENCERDASKAN ANAK

Sri Wahyuni Djalal bersemangat benar menularkan ‘virus’ origami kepada ibu-ibu anggota PKK. Dari keinginan membuat mainan untuk sang cucu, istri Bupati MZA Djalal ini pun menyadari besarnya manfaat origami. Reporter Halo Jember berbincang- bincang dengan beliau mengenai makna Origami dan apa yang membuatnya tertarik.

Mengapa Anda tertarik untuk menularkan ‘virus’ origami? Pertama, saya memang senang origami. Mulai saya punya anak, saya ingin memberikan permainan berbentuk origami. Tapi saat itusaya tak bisa merangkai. Saya belajar, belum bisa seperti saat ini. Kemudian kira-kira beberapa bulan lalu, saya ketemu Bu Sugiarto (istri Sekretaris Daerah Sugiarto). Saya bilang, saya sudah punya cucu tapi tidak bisa membuatkan mainan untuk cucu saya. Bu Sugiarto bersedia memberikan waktu dan mencarikan guru les untuk saya. Guru les itu dosen Universitas Muhammadiyah yang mendalami pendidikan untuk anak-anak pendidikan usia dini. Kebetulan Bu Sugiarto juga senang origami. Jadilah kami berdua setiap kali ketemu, merangkai origami.

Bagaimana kemudian itu ditularkan ke anggota PKK? Bu Gik (Ny. Sugiarto) punya koleksi banyak,saya juga. Setiap kami turun ke lapangan dalam kegiatan PKK untuk memberi motivasi, koleksi itu dibawa. Kami berikan kepada anak- anak dan ibunya. Mereka kok mau merespons balik. Saya melihat anak-anak bila diajari origami lebih bagus, dari sistem motorik halus anak, bisa meredam emosi dan bisa memberi ketelitian dan kecerdasan dalam hal matematis. Cara melipat itu termasuk nilai kerajinan. Anak-anak bisa rajin. Setelah itu saya dan Bu Sugiarto bicara, bagaimana kalau kita membuat pameran saja.

Pameran? Ya, awalnya kami berdua ingin membuat pameran tunggal. Kemudian berkembang. Kebetulan, ada kegiatan Hari Anak Nasional. Kenapa tidak? Saya dengan Bu Sugiarto mencoba memberanikan diri untuk tampil dalam satu pameran di Balai Serba Guna, September ini. Kami juga mengadakan lomba pada even Hari Anak Nasional unuk anak kelas 4 hingga 6 dan guru-guru TK dan PAUD.

Dari sini muncul komunitas penggemar origami? Alhamdulillah, sebelum even ini, kami sudah mencoba pameran di acara Jember Fashion Carnaval. Saya dengan Bu Gik membentuk satu lembaga, biar ini terikat terus. Agar ibu- ibu yang mencintai origami ada rumahnya, kami bentuk JOC, Jember Origami Community. Resminya berdiri tanggal 17 agustus 2014. Saya pilih even ini biar terus mengingat. Sebelumnya sudah ada organisasi ini. Namanya saja berubah. Ada Jember Origami Club. Tapi kok namanya kurang luas. Akhirnya kami proklamasikan Jember Origami Community. Anggota aktif JOC sampai saat ini sekitar 30 orang. Awalnya, (saat berkumpul) saya beri kertas semuanya. Nanti terseleksi sendiri. Kalau dia tidak senang, tidak akan dipegang kertas itu. Yang senang, kertas itu akan dipegang. Itulah yang kita pupuk.

Butuh waktu berapa lama untuk mempelajari origami? Kita tak bisa menilai tingkat kemahiran intermediate atau advance. Yang bisa pakarnya. Kami belajar kurang lebih 5-6 bulan. Ketika kita tak ada pekerjaan, ada waktu luang, kita pegang kertas mengingat-ingat. Lipat kertas. Kalau ada hal tak bisa dipecahkan, saya mesti SMS Bu Gik. Lalu beliau membuat, difoto, lalu di-share ke saya. Besok ketemu langsung mengajari saya.

Kesulitan yang dihadapi? Kesulitan pasti ada. Tapi namanya kertas, bisa ditaklukkan, bisa dilipat bagaimana tergantung kita. Ya perlu sabar. Tidak apa-apa. Kalau saya bilang sulit, ibu-ibu bisa mengerjakan. Tapi kalau dibilang tidak sulit, kita harus berpikir. Ide berasal dari ibu-ibu. Tapi kami juga mempelajari dari buku dan internt. Di TV kami lihat kok ada gambar ini, bagaimana, kami coba.

Ada rencana menjadikan origami sebagai bagian dari oleh-oleh atau cenderamata Kota Jember? Insya allah seperti itu. Ini sudah berjalan. Kemarin sudah kami berikan (contoh karya) ke Kementerian (Pariwisata dan Industri Kreatif).

Setelah melalui proses penjurian yang dilaksanakan di Hotel Ebizz Jember pada hari Senin tanggal 15 September 2014 berikut daftar pemenang Lomba Foto Naturally Jember 2014 sebagai berikut :

JUARA I : FATONI ILHAM MAULIDI (Judul foto : Bermain Bendera)

JUARA II : TOMMY TRIANTO UTOMO (Judul foto : Tancak waterfall & river)

JUARA III : ICHSYAN SYAHRIR (Judul foto : Papuma’s fisherman)

JUARA HARAPAN I : AGUNG LAWERRISA SETIAWAN (Judul foto : Kopi)

JUARA HARAPAN II : ACHLAN BAKHTIAR (Judul foto : Pesaing lokal yang tak mau kalah)

Selanjutnya 100 Foto Nominasi akan dipamerkan di Alun Alun Jember pada tanggal 17 – 19 September 2014 untuk mendapatkan voting pengunjung untuk menentukan foto favorit.

Setelah melalui proses seleksi oleh dewan juri, telah dipilih 95 karya foto yang masuk nominasi dan akan dipamerkan di Alun-alun Jember pada tanggal 17 – 19 September 2014. Foto-foto nominasi tersebut dapat di lihat pada tautan dibawah ini.

Nominasi Lomba Foto Naturally Jember 2014

Sabtu, 6 September 2014 para peserta sudah berkumpul di Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Jember sejak pukul 6 pagi, dan tepat pada pukul 7 rombongan berangkat menuju obyek wisata pertama yaitu Air Terjun Tancak. Perjalanan hanya sekitar 40 menit karena jarak yang relatif dekat dari kota. Hawa sejuk masih terasa ketika peserta memasuki area perkebunan Gunung Pasang. Sesampai di lokasi pabrik kopi, semua peserta turun dari kendaraan dan melanjutkan perjalanan menggunakan kendaraan kebun. 500 meter sebelum lokasi, peserta harus berjalan kaki. Lumayan menantang memang, dengan kontur jalan yang terjal sedikit menguras stamina para peserta. Namun sepertinya itu tidak menyurutkan semangat untuk mengabadikan suasana Air Terjun Tancak dengan segala keindahan alaminya. Sebelum terlalu siang, para peserta turun kembali menuju kendaraan dan tepat pukul 12 siang rombongan meninggalkan kawasan Gunung Pasang menuju Pantai Tanjung Papuma. Perjalanan berhenti sejenak untuk makan siang di RM. Wande Echo yang belokasi di Ajung. Tempat ini dipilih menyesuaikan dengan tema lomba foto yaitu Naturally Jember karena suasana di RM. Wande Echo sangat alami dengan bangunan dari bahan bambu dan dikelilingi dengan berbagai macam vegetasi alam, dan tentunya kenikmatan masakan yang di sajikan tidak mengecewakan.

Setelah melakukan perjalanan sekitar 1 jam, para peserta kembali bersemangat saat memasuki gerbang Wisata Tanjung Papuma yang merupakan obyek wisata unggulan di Kabupaten Jember. Masih banyak waktu di sore itu untuk meng-“explore” keindahan Tanjung Papuma sebelum datangnya sunset, ya betul, banyak dari peserta yang memburu keindahan sunset di Papuma baik dari Siti Inggil maupun dari spot lain di pantai sebelah selatan Papuma. Namun rupanya alam memberi tantangan yang tidak mudah pada para peserta, senja itu, cuaca sedikit berawan sehingga sunset tidak bisa diabadikan. Mujurnya, masih banyak spot lainnya yang tak kalah indah untuk di jepret. Waktu yang singkat sebelum malam tiba betul-betul menguji insting peserta untuk mengeluarkan semua kemampuan yang dimiliki agar mendapatkan karya terbaik di senja itu.Malam itu semua peserta menginap di Papuma. Di gelapnya pagi hari banyak peserta yang sudah terbangun, ternyata setelah gagal mendapatkan view sunset kemarin sore, hampir semua peserta berburu moment sunrise . Disaat semua sudah mendapatkan posisi untuk membidik, alam kembali menguji para peserta, pagi itu cuaca kembali berawan sehingga sunrise yang ditunggu tak nampak di ujung timur. Perhatian para peserta pun beralih ke spot-spot lain yang tidak kalah indah seperti gugusan karang, pasir putih, pulau Kodok dan obyek lainnya membuat tak terasa waktu sudah hampir tengah hari.

Rombongan meninggalkan Papuma menuju Taman Bermain Tanoker di Ledokombo. Ditengah rute perjalanan, rombongan berhenti di gudang pengeringan daun tembakau milik PTP Nusantara untuk melihat dan mengabadikan proses pengeringan. Hal ini untuk mengingatkan bahwa dari sejarahnya, Jember merupakan kota tembakau dengan hasil produksi yang telah diakui di tingkat internasional. Sebagai bukti hingga saat ini baik daun tembakau atau sigaret produk Bobbin dan BIN Jember secara rutin di ekspor ke Eropa dan tetap dikembangkan untuk memenuhi permintaan pasar dunia.

Sesampainya di Tanoker, peserta disambut meriah oleh anak-anak yang memainkan berbagai alat musik tradisional diiringi permainan egrang yang begitu atraktif. Permainan egrang berlanjut hingga halaman belakang tempat anak-anak biasa bermain futsal. Di area yang luas itu peserta lomba foto bebas mengeksplorasi permainan yang sedang berlangsung. Kepolosan ekspresi anak-anak merupakan obyek foto yang luar biasa, dan disini, semua berbaur menjadi satu membagi kegembiraan dalam semangat kebersamaan yang tak terasa membuat kita larut menjadi anak-anak yang tak punya beban apapun. Tidak selesai disini, permainan dilanjutkan menuju arena Polo Lumpur di areal persawahan. Sebagaian dari peserta mengaku baru kali ini melihat langsung permainan ini. Ada yang tertawa geli ketika melihat salah satu pemain terkena lumpur di bagian wajah, ada pula yang berjingkat mengangkat kaki karena terkena cipratan lumpur dan tak sedikit yang berteriak memberi semangat pada para pemain. Banyak sekali moment-moment bagus yang bisa ditangkap disini, dalam sebuah permainan untuk bersuka ria dan berolahraga bersama.

Sesuai dengan jadwal, 100 karya terbaik dari semua peserta lomba akan di pajang di Alun-alun Jember pada tanggal 17 – 19 September 2014. Bagi yang berkesempatan silahkan berkunjung menikmati hasil karya para peserta dan memberikan voting untuk penentuan karya foto favorit. Dari kegiatan ini diharapkan selain mendapatkan karya foto, para peserta Fun Trip dapat membantu mempromosikan kekayaan wisata di Kabupaten Jember supaya lebih dikenal secara luas dan mampu menumbuhkan minat wisatawan untuk datang ke Jember.

JEMBER, 22 Agustus 2014 tepat pada hari jumat Kantor Pariwisata Dan Kebudayaan beserta segenap team dari Paguyuban Gus Ning Jember memasuki hari pertama perhelatan pengenalan pariwisata Jember di tingkat Jawa Timur. Event yang bertajuk tourism ambassador gathering Pesona Surga Jember baru kali pertama diadakan oleh Kantor Pariwisata Dan Kebudayaan Jember beserta Gus Ning Jember dalam rangka memperkenalkan potensi wisata yang ada pada kabupaten yang mulai mendunia melalu event JFC-nya ini. Tourism ambassador gathering ini dilaksanakan pada tanggal 22-24 Agustus 2014 dengan mengundang duta wisata dari 12 kabupaten/kota di Jawa Timur dan juga perwakilan dari Paguyuban Raka Raki Jawa Timur, adapun kabupaten/kota yang berpartisipasi adalah sepasang duta wisata dari Kab.Banyuwangi, Kab.Bondowoso, Kab.Situbondo, Kab.Probolinggo, Kab.Pasuruan, Kab.Malang, Kota Malang, Kab.Sidoarjo, Kab.Gresik, Kab.Sampang,  dan perwakilan dari Paguyuban Raka Raki berjumlah  3 pasang sebagai perwakilan dari provinsi. Agenda awal pelaksaan tourism ambassador gathering diawali dengan registrasi peserta yang dimulai pada hari jumat tepat pada pukul 08.00 pagi yang dilanjutkan dengan pengarahan dari pihak panitia. Setelah tahap registrasi dan makan pagi selesai dilaksanakan barulah perjalanan wisata dimulai, tampak para duta wisata dan panitia kompak memakai kaos gathering benuansa biru muda yang telah disediakan, para peserta pun bersiap memasuki bus yang telah disediakan untuk perjalanan wisata hari ini.

Obyek wisata pertama yang dituju adalah outlet cerutu produk asli Jember bernama Boss Image Nusantara yang telah mempunyai nama di pasar internasional, disini para peserta tourism ambassador gathering disambut dengan baik oleh pihak BIN dan dalam kunjungan ini para peserta juga mengenal lebih dekat sejarah outlet cerutu asli Jember ini, pengelolaan dan pemasarannya bahkan para peserta juga bisa membeli cerutu khas Jember ini. Setelah puas mengunjungi outlet BIN para peserta diajak untuk mengunjungi destinasi selanjutnya yakni Pusat Penelitian Kopi Dan Kakao yang satu-satunya ada di Indonesia, setibanya di Puslit Kopi Dan Kakao para peserta langsung melaksanakan ibadah sholat jumat khususnya peserta putra dan menjadi waktu relax sejenak bagi peserta putri, setelah selesai para peserta dapat menikmati suguhan kopi panas yang disediakan oleh pihak puslit secara free, kopi ini terasa segar karena hasil olahan sendiri dari puslit ini, selanjutnya peserta tourism ambassador gathering diarahkan untuk mengikuti tata cara pengolahan coklat dari tingkat hulu sampai ke tingkat hilir yang dipandu oleh guide local dari pihak puslit, setelah puas berkeliling area puslit kini saatnya para peserta bisa berbelanja aneka produk puslit yang terdapat di outlet yang tersedia di area dalam pusat penelitian kopi dan kakao. Produk yang ditawakan meliputi ice cream coklat, kopi dalam kemasan, coklat batangan, sabun kopi, dan lain-lain hyang dibranding dengan nama VICO.

Perjalananpun berlanjut menuju one of paradise in Jember yakni Pantai Tanjung Papuma. Papuma sendiri sudah tersohor akan kecantikan pantai yang berpadu dengan pasir putihnya, pasir putih malikan sendiri menjadi kawasan yang menjadi destinasi favorit peserta di hari pertama torism ambassador gathering ini, sesampainya di PAPUMA para peserta dan panitia menuju di sebuah rumah makan yang telah disediakan sebagai tempat jamuan makan siang peserta, olahan yang menjadi andalan adalah ikan bakar dan olahan gurita yang pastinya memanjakan lidah para peserta yang ditutup dengan segarnya kelapa muda yang semakin pas dinikmati dipinggir pantai Papuma ini. Setelah melepas lapar dan dahaga para duta wisata ini langsung menikmati indahnya pantai dan merekapun menikmati dengan bermain air disekitar bibir pantai dan tak lupa juga perlatan untuk mengabadikan moment ini telah dipersiakan dengan apik oleh masing masing duta wisata dan panitia pelaksanaan yang tidak mau melewatkan setiap moment dalam discovery Papuma ini, rute yang dilalui adalah melewati tepi pantai sampai ke jalan menuju Siti Inggil yakni spot tertinggi di Papuma, setalah sampai di puncak Papuma peserta torism ambassador gathering ini dibuat terperangah oleh eksotika pantai yang terletak di wilayah Kec. Wuluhan ini, dari spot tertinggi di Papuma ini nampak jelas kecantikan warna pantai yang berpadu dengan hutan yang masih rimbun membuat kagum para peserta hingga semua seakan berlomba menshare keindahan Papuma ke media social dengan slogan Pesona Surga Jember dengan harapan hal ini mampu memperkenalkan Jember lebih luas lagi.

Setelah seharian berkeliling  di 3 spot wisata Jember, kini para duta wisata telah sampai di Rumah Makan Bu Lany sebagai salah satu kuliner unggulan di Jember. Selesai menikmati menu Ayam Kremes dan bersantai sejenak, perjalanan berlanjut menuju ke Taman Bermain Tanoker yang terletak di kecamatan Ledokombo. Tanoker adalah sebuah taman bermain dan belajar anak yang di gagas oleh bapak Supoharjo dan ibu Cicik sebagai bentuk keprihatinan terhadap keadaan sosial di desa tersebut yang dinilai minus dan keinginan kuat untuk menggali potensi dan kemampuan anak-anak Ledokombo untuk menyongsong masa depan yang lebih baik. Setibanya disana para peserta disambut dengan sangat hangat oleh pihak pengelola Tanoker, sehangat api unggun yang semakin menambah keakraban dan kebersamaan yang terjalin antara pihak panitia, peserta tourism ambassador gathering dan Tanoker sembari menikmati hidangan yang telah tersedia. Waktupun terus berjalan hingga saatnya beristirahat, para panitia dan peserta menuju home stay yang telah disediakan panitia.

Adzan subuh di Tanoker Ledokombo telah berkumandang ini menjadi alarm bagi seluruh peserta tourism ambassador gathering untuk beribadah dan menyiapkan diri untuk kegiatan hari kedua Pesona Surga Jember. Tepat pukul 05.30 WIB para peserta telah berkumpul di lapangan Ledokombo menuju medan Polo Lumpur. Menariknya, peserta mengaku benar-benar merasakan suasana pedesaan lengkap dengan permainan tradisionalnya seperti egrang dan polo lumpur yang tidak kita temukan diperkotaan sehingga hal ini menjadi moment yang pas untuk back to village. Kami pun telah sampai di lokasi polo lumpur, kami dibagi atas dua team yakni team merah dan team hijau yan masing-masing beranggotakan sebelas orang, keseruan muncul dari awal permainan dimana semuanya larut dan tanpa jijik sedikitpun berebut bola di medan yang penuh dengan lumpur tersebut, walaupun pada akhirnya team merah harus mengakui kemenangan team hijau. Setelah permainan polo lumpur ini selesai para peserta tourism ambassador gathering membersihkan diri di sungai yang jernih di dekat lapangan polo lumpur tersebut, terasa segar memang dan canda tawa yang tak henti tercipta dari desa Ledokombo ini. Agenda selanjutnya pun menanti para duta wisata Jawa Timur ini bersiap untuk menyaksikan Festival Egrang Tanoker yang memasuki tahun ke V penyelengaraannya dan para duta wisatapun kembali ke homestay masing-masing untuk mempersiapkan diri.

Festival segera dimulai dan para duta wisata ini telah siap menjadi pembuka event dari desa yang kelak diharapkan mampu menjadi event nasional, setelah mengisi perut dengan santapan khas desa Ledokombo para duta wisata ini menuju lokasi awal start festival yang berada di Polsek Ledokombo dan sepanjang jalanpun para duta wisata ini mendapat sapaan hangat dari masyarakat, tampak barisan pertama  sepasang Raka Raki Jawa Timur yang berada tepat di depan grup pertama yang berasal dari sekolah setempat, selanjutnya di ikuti dengan pasangan dari Gus dan Ning Jember, disusul Kacong Chebing Situbondo, dan tak lupa ada Kakang Embhuk Situbondo dan sepasang duta wisata dari tapal kuda lainnya yakni Jebeng Thulik Banyuwangi yang sudah siap, lets go!. Barisan kedua dibuka oleh Kakang Mbak Yu Kota Malang yang diikuti oleh Cak Yuk Gresik, Joko Roro Kab. Malang dan dari pulau seberang Kacong Cebhing Sampang Madura mereka juga diikuti oleh team karnaval dari sekolah setempat yang tak lupa egrang menjadi mascot utama mereka. Kloter ketiga juga terdapat Gus Jeng Kab. Blitar dan diikuti oleh Gus Yuk Sidoarjo, Gus Jeng Kab. Pasuruan serta rombongan dari Raka Raki yang turut memeriahkan pasukan duta wisata lengkap dengan pasukan karnaval egrang yang berlanjut menuju lapangan Ledokombo. Semua peserta telah memasuki venue dan para duta wisatapun telah disediakan tempat yang berdampingan dengan para undangan lain yang mayoritas berasal dari Austria dan Australia ini. Event pun dimulai para penari cilik ini dengan luwes memainkan egrang mereka yang dijadikan symbol dari desa wisata ini, penontonpun berdecak kagum akan suguhan yang mungkin sederhana tapi kini mulai langka ditemukan keberadaannya sebagai permainan tradisional negeri ini, tak kalah mencuri perhatian adanya tamu dari kota Jogjakarta yang pada event tahun lalu keluar sebagai juara dan tahun ini kembali memberikan tampilan yang unik yakni egrang tanpa pegangan tangan, its amazing guys!.

Festivalpun selesai digelar, para duta wisatapun berkemas menuju Hotel Ebizz Jember dan mempersiapkan diri dalam acara malam keakraban yang digelar oleh Gus Ning Jember untuk memperkokoh rasa persaudaraan yang telah terjalin selama dua hari ini. Ditengah perjalanan ke Jember para peserta kembali diajak merasakan kuliner Jember di RM New Lambau. Disini, meskipun sedikit lelah selepas acara para peserta masih bercengkerama hangat yang seakan melupakan lelah dari arak-arakan festival pagi tadi, setelah selesai bersantap, rombongan menuju hotel Ebizz tempat mereka menginap nantinya. Para duta wisatapun bersiap untuk acara malam ini, yeah its show time, dengan dress dan jas bernuansa batik para duta wisata ini tampak gagah dan anggun , merekapun tak melewatkan untuk mengabadikan moment ini didepan backdrop yang telah tersedia bertajuk Gus Ning Jember present Pesona Surga Jember. Acara malam keakraban pun dimulai dan diawali dengan sambutan bapak Kepala Kantor Pariwisata Dan Kebudayaan Kab.Jember yakni bapak Arief Tyahyono, SE yang dilanjutkan oleh penggiat pariwisata Kab.Jember bapak Juhanda, M.Par yang sekaligus membuka acara pada malam hari ini. Pembukaan acara ini disuguhkan makanan khas Jember yakni cake edamame dan wedang cor asl Jember sembari menikmati tarian khas Jember yakni tari lahbako, tari ini mengisahkan tentang petani putri yang sedang mengolah hasil bumi Jember yakni tembakau yang sudah mendunia, selanjutnya dilanjutkan dengan parade fashion show dari Paguyuban Gus Ning Jember yang tampak ayu dan gagah dalam penampilan mereka. Acara ini semakin hangat dengan share dari masing-masing duta wisata dan tak lupa juga performance menyanyi dadakan dari para duta wisata yang semakin menambah hangat suasana pada malam hari ini. Waktu tak terasa menunjukkan hamper tengah malam, saatnya para duta wisata kembali ke kamar dan beristirahat untuk aktifitas esok hari.

Acara masuk di hari ketiga dimana digelar event berskala internasional yakni Jember Fashion Carnival atau lebih dikenal dengan JFC  yang telah memasuki tahun ke tiga belas bertajuk Triangel atau dimensi berbagai unsur yang siap disuguhkan pada hari ini. Para duta wisatapun telah menyelesaikan sarapan pagi mereka di Hotel Ebizz, para duta wisata ini tampak senada dengan busana official yang bernuansa gelap. Bus pun telah menanti didepan hotel untuk menghantar mereka menuju venue acara JFC 13, para duta wisata ini datang lebih awal menuju lokasi yakni Alun Alun Kota Jember untuk menghindari kemacetan kota dan sebelum jalan utama ditutup. Para duta wisata telah tiba, merekapun  langsung berkeliling alun alun kota Jember yang bertepatan pula diadakan pameran pariwisata disini sembari menunggu event JFC yang dimulai tepat pukul 13.00 WIB.

Open gate telah dimulai dan para duta wisata memasuki venue acara sesuai dengan tiket di tenda 34, nampak pula puluhan wisatawan asing yang datang untuk menonton pagelaran internasional ini. Acara pun dimulai, tahun ini JFC 13 mengusung 13 tema berbeda yang diantaranya ada Mahabarata, Phoenix, Tambora, Chemistry , dan tema lain yang memeriahkan suasana. Teriakan penonton pun telah dimulai sejak sambutan Bapak Bupati Jember yakni bapak MZA. Djalal yang pada awal pagelaran juga dibuka male model asal Jakarta yang mengenakan national costume yang pernah dikenakan oleh wakil Indonesia di ajang internasional yang semakin menambah riuh teriakan penonton, diikuti dengan penampilan CEO JFC yakni Dynan Fariz yang menyapa ribuan warga Jember disepanjang catwalk yang terbentang sepanjang 3,6 km. Devile demi devile pun tampil, hal ini tak henti mencuri perhatian dan dercak kagum penonton dengan keunikan costume yang berbeda dan berjumlah ratusan model yang siap berlenggak lenggok disepanjang catwalk terpanjang itu. Event pun telah usai para duta wisatapun menuju stage utama untuk sejenak mengambil foto, tampak kamera, tongsis telah siap dan mereka pun larut dalam mengabadikan moment ini yang ternayata juga mencuri perhatian para fotografer Indonesia yang hadir dan alhasil merekapun menjadi  model dadakan. Dalam tiga hari ini, waktu terasa sangat singkat dan menyenangkan, dimana ada pertemuan pasti ada perpisahan. Seluruh rangkaian kegiatan tourism ambassador gathering Pesona Surga Jember telah selesai, panitiapun menitipkan pesan pada seluruh peserta, jangan lupa sampaikan kabar baik pada daerah kalian bahwa Jember punya surga kecil yang luar biasa!

JURI LOMBA

• Ida Bagus Andi Sucirta (Fotografer travel, Bali)
• Agus Supriyadi (Fotografer dan Konsultan Pariwisata)
• Sendy Aditya Saputra (Fotografer & Jurnalis)

Bagi 30 (tiga puluh) orang pendaftar pertama berkesempatan mengikuti “Fun Trip Hunting Foto Jember 2014” secara GRATIS dengan ketentuan setiap peserta wajib menyerahkan minimal 3 (tiga) buah foto hasil hunting untuk dilombakan. Keterangan lebih lanjut mengenai hunting foto bisa dilihat di halaman Funtrip Hunting Foto Jember 2014.

===============================

KUOTA PESERTA UNTUK “FUN TRIP HUNTING FOTO JEMBER 2014” TELAH HABIS, dengan demikian pendaftaran untuk kegiatan Fun Trip telah ditutup.

===============================

JADWAL LOMBA FOTO PIALA BUPATI DAN PAMERAN “NATURALLY JEMBER 2014”

  • 18 Agustus – 14 September 2014 : Pengambilan dan pengumpulan foto
  • 14 September 2014                      : Pengumpulan foto terakhir sampai dengan pukul 16.00 WIB
  • 6 – 7 September 2014                   : Funtrip hunting foto (tempat ditentukan kemudian)
  • 15 September 2014                      : Penjurian (langsung dan terbuka)
  • 17 – 19 September 2014               : Pameran 100 foto (pemenang dan foto nominasi) di Alun-Alun Jember
  • 19 September 2014                      : Pengumuman pemenang lomba foto, pengundian door prize dan penyerahan hadiah serta penutupan lomba

 

SYARAT-SYARAT DAN KETENTUAN

  1. Terbuka untuk umum (Panitia dan Dewan Juri tidak diperkenankan mengikuti lomba),
  2. Tidak dipungut biaya.
  3. Foto yang dikirimkan dapat berupa segala bentuk kegiatan/ seni budaya/ bentang alam (landscape)/ daya tarik wisata di Kabupaten Jember yang sesuai dengan tema “NATURALLY JEMBER 2014”.
  4. Panitia tidak menyediakan ID CARD dan semacamnya.
  5. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan maksimal 5 foto dengan tema bebas, dengan catatan minimal 2 (dua) foto diantaranya harus bertema obyek wisata di Kabupaten Jember. Dengan mengirimkan karya foto berarti peserta telah dianggap menyetujui semua persyaratan yang telah ditetapkan oleh panitia.
  6. Foto tidak boleh mengandung unsur SARA dan atau unsur pornografi.
  7. Foto merupakan karya pribadi (bukan karya orang lain). Peserta bertanggung jawab jika kemudian hari ada tuntutan dari pihak ketiga terkait dengan kepemilikan foto.
  8. Foto belum pernah tampil di media cetak maupun posting online.
  9. Foto dikirimkan dalam bentuk file digital dengan ketentuan sisi panjang minimum 1.500 pixel, disimpan dalam format .JPG (minimum skala 6). Foto HDR dan makro tidak diperkenankan
  10. Nama file digital : lombafoto2014<underscored>judul foto<underscored>nomor HP, Contoh : lombafoto2014_papuma membara_081232480299
  11. Foto digital harus masih mengandung EXIF.
  12. Tidak diperkenankan mencantumkan data, nama, tulisan/gambar apapun di bagian foto (tidak ada watermark).
  13. Editing dan retouching atau penyempurnaan presentasi foto hanya sebatas cropping, pengaturan level, burning dan dodging sewajarnya. Tidak diperkenankan melakukan MONTASE DAN KOLASE serta menambah atau mengubah elemen sehingga mengubah isi atau pesan foto aslinya.
  14. Semua foto pemenang atau foto terpilih dalam lomba menjadi milik panitia dan panitia berhak menggunakan foto tersebut sebagai bahan publikasi tanpa harus meminta izin terlebih dahulu (dengan tetap mencantumkan nama fotografer sebagai pemilik karya).
  15. Foto yang disertakan dalam lomba adalah foto hasil karya sendiri yang di buat di lingkungan Kabupaten Jember pada rentang waktu tanggal 18 Agustus – 14 September 2014. Foto yang diambil/dibuat di luar tanggal tersebut dianggap tidak sah dan akan di-diskualifikasi.
  16. Foto harus sudah diterima panitia paling lambat pada tanggal 14 September 2014, pukul 16.00 WIB.
  17. Panitia berhak men-diskualifikasi peserta sebelum dan sesudah penjurian apabila dianggap melakukan kecurangan.
  18. Alasan diskualifikasi akan dilaporkan kepada juri sebelum penjurian dimulai.
  19. Keputusan Dewan Juri adalah sah dan tidak dapat diganggu gugat.
  20. Penjurian akan dilakukan pada tanggal 15 September 2014.
  21. 100 foto nominasi akan dipamerkan di Alun-Alun Jember tanggal 17-19 September 2014
  22. Penentuan foto favorit dilakukan pada saat pameran foto tanggal 17-19 September 2014 dengan metode voting pengunjung.
  23. Penyerahan hadiah dilakukan tanggal 19 September 2014 (para pemenang diwajibkan hadir)

PENGIRIMAN FOTO

  1. Setiap peserta maksimal mengirimkan 5 file foto, dengan minimal 2 foto diantaranya bertema obyek wisata di Kabupaten Jember.
  2. Dalam setiap pengiriman, peserta wajib menyertakan identitas diri (foto copy atau scan digital)
  3. Pengirim wajib melampirkan “Data Peserta Lomba Foto” dengan contoh format dibawah ini.
  4. Foto dapat dikirim secara langsung atau melalui pos dengan alamat : Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember, Jl. Jawa 74 Jember. Semua soft copy karya foto dalam bentuk CD/ DVD dimasukkan dalam amplop tertutup. Di sudut kiri atas amplop ditulis “LOMBA FOTO PIALA BUPATI – NATURALLY JEMBER 2014”.
  5. Foto dapat pula dikirim melalui email ke alamat jemberphotoart@gmail.com dengan subyek “Lomba Foto Jember 2014” , Foto yang dikirimkan adalah foto asli yang di-compressed menjadi satu file zip dengan nama file : nama peserta<underscored>nomor HP

———————————————————————————————-

DATA PESERTA LOMBA FOTO

Nama Lengkap              : ……………………………………. (sesuai KTP)
Nomer Identitas diri       : …………………………………….
Alamat Tempat Tinggal  : …………………………………….
Telp / HP                       : …………………………………….
Email                             : …………………………………….

List Judul Foto
1.
2.
3.
4.
5.

———————————————————————————————-

INFORMATION :

Telp    : 0331 – 335244
T-sel   : 0812 3757 7737
XL      : 0878 5779 2777

Jember Fashion Carnaval 2014 akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jika sebelumnya karnaval fesyen jalanan terbesar di dunia itu hanya diselenggarakan satu hari, maka kini ada rangkaian acara yang mengiringi. Selama empat hari pada Agustus, Jember akan riuh dengan acara karnaval fesyen. Pembukaan atau exhibition akan digelar pada 20 Agustus 2014, dan diikuti keesokan harinya Kids Carnival di alun-alun. Art Wear Carnival akan digelar pada 22 Agustus dengan rute alun-alun hingga Jalan Gajah Mada. “Art Wear Carnival ini akan menampilkan kolaborasi talent (model) dalam 10 tema pakaian musim dingin dengan kawan-kawan klub VW nasional yang sedang berjambore di sini. Nantinya akan ada 20 VW unik yang tampil,” kata Budi Setiawan, Event Director JFC. Selanjutnya, 23 Agustus 2014, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerjasama dengan Asosiasi Karnaval Indonesia (Akari) menggelar Wonderful Archipelago Carnival Indonsia (WACI). Karnaval ini diikuti peserta dari tujuh provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Timur, Bali, Jawa Tengah, Bangka-Belitung, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Timur. Rutenya sama dengan rute JFC yakni sepanjang 3,6 kilometer dari alun-alun hingga Gedung Olah Raga PKPSO di Jalan Gajah Mada. Setiap defile provinsi akan menampilkan tema 60-70 model yang mengenakan kostum sesuai dengan ciri khas tradisional masing-masing. Setiawan mengatakan, WACI berawal dari permintaan Kemenparekraf kepada JFC untuk memberikan pelatihan di tujuh provinsi. Dari sana terbentuklah Asosiasi Karnaval Indonesia yang diketuai Dynand Fariz, sang penggagas JFC. WACI adalah program kerja perdana organisasi baru tersebut. Sebenarnya DKI dan Batam mengajukan diri menjadi tuan rumah penyelenggaraan perdana WACI. Namun akhirnya pemerintah memilih Jember sebagai tuan rumah. “Pertimbangannya dari sisi filosofis dan historis. Jember ini pelopor modern carnival. Selain itu liputan media dan fotografer lebih banyak di sini,” kata Setiawan. WACI akan menjadi acara tahunan di Jember. Nantinya sebelum penyelenggaraan WACI di Jember, semua pemerintah provinsi yang menjadi anggota Akari akan menggelar karnaval fesyen di daerah masing-masing. Puncak acara adalah JFC pada 24 Agustus 2014 dengan tema besar Triangle yang dijabarkan dalam dynamic dan harmonic. “Triangle ini mengangkat segitiga manusia, alam, dan sang Maha Pencipta. Sementara dynamic dan harmonic adalah gambaran dari perbedaan dan keberagaman dalam kehidupan kita. Perbedaan seharusnya menjadi indah dalam keselarasan,” kata Setiawan. Ada sepuluh defile JFC, yakni Mahabarata sebagai defile pembuka. Berikutnya defile Tambora yang terinspirasi letusan Gunung Tambora ratusan tahun lalu, Borobudur yang terinspirasi candi termegah di dunia dan menjadi kebanggaan Indonesia, Flying Kite yang terinspirasi layang-layang, Stalagmite yang terinspirasi stalagmit di gua-gua yang gelap, Wild Deer yang terinspirasi keunikan rusa, Pine Forrest yang terinspirasi keindahan hutan pinus, Apache yang terinspirasi nama salah satu suku Indian yang sudah punah, Chemistry yang terinspirasi zat-zat campuran dan kimiawi, dan Phoenix yang terinspirasi burung legenda yang saat mati terbakar api dan dari abunya lahirlah burung Phoenix baru. Rata-rata defile akan diisi 35-40 orang model. Hanya defile Mahabarata yang diisi 160 orang karena menghadirkan JFC Marching Band. []