Secangkir kopi hitam dan sepiring ceker ayam pedas. Kombinasi tak biasa. Namun di Do Cafe, Jalan Sumatra, Kabupaten Jember, Jawa Timur, dua menu itu diminati banyak orang. Berdiri sejak April 2013, kafe itu sejak awal ingin menampilkan sesuatu yang berbeda. Dari pemilihan tempat, Ragil Mudriq Herlambang, sang pemilik, memutuskan membeli sebuah rumah kuno yang kemudian diperbaikinya di sana-sini. Lalu ia menyajikan menu kopi hitam yang berbeda dengan kafe lainnya.

“Kopi hitam kami racikan sendiri. Resepnya ya tentu saja rahasia perusahaan,” kata Ragil, tertawa. Yang terang, kopi hitam di Do Cafe banyak diminati para mahasiswa dan pengunjung, terutama mereka yang ingin nonton bareng siaran langsung sepakbola tengah malam. Kopi hitam Do Cafe berbahan dasar biji-biji kopi robusta lokal. Sejumlah kawasan di Kabupaten Jember memang memproduksi biji kopi robusta. Perusahaan perkebunan memilih melakukan budidaya di sini, sejak zaman kolonial Belanda.

Sementara untuk menu makanan, Do Cafe menyajikan ceker tempong dan sayap. “Tempong itu kan maksudnya menampar. Jadi kalau makan ceker dan sayap ayam itu, serasa kena tampar karena saking pedasnya,” kata Ragil. Dua menu andalan Do Cafe dijual dengan harga murah: satu cangkir kopi hitam Rp 6 ribu dan satu piring ceker ayam tempong Rp 8 ribu. Bagi mahasiswa yang menjadi sasaran Do Cafe, harga itu tentu saja bersahabat. [*]